Thursday, December 1, 2016

,

Pengabdianku Untuk Bunga Baru

Assalamu'alaikum 
Yappp ,,,, teman-teman sering memanggilku dengan sebutan Agi . Saya seorang Mahasiswa di USU tepatnya Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2013. Beberapa Bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Ramadhan saya berbagi pengalaman dengan daerah yang rawan dengan Letusan Gunung Berapi . Langsung saja ya ceritanya  :)

Pengabdianku Untuk Bunga Baru
Agi Nurhayati



Desa Bunga Baru adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Tiga Binanga yang terletak cukup jauh dari pusat kota Tiga Binanga. Desa Bunga Baru merupakan salah satu desa yang cukup luas, namun hanya saja lokasinya yang sangat terpencil dan harus menggunakan kendaraan untuk mengitarinya. 

Rumah penduduk di desa ini bisa dikatakan tidak terlalu banyak dan juga berjarak cukup jauh antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu rumah juga banyak yang berada di tengah tengah kebun mereka.

 Bila dilihat mengenai kondisi penduduk, di desa ini mayoritas umat kristiani. Umat muslimnya hanya terdapat sekitar 40 Kepala Keluarga. Walaupun jarak satu rumah dengan yang lain cukup jauh tidak menyurutkan nilai toleransi mereka. Mereka tetap mengenal warga satu desanya walaupun berjarak hampir kira-kira lima kilometer lagi menuju kampung yang benar-benar menjadi pusat aktivitas masyarakat. 

Di kampung terdapat beberapa fasilitas yang sebenarnya belum dikatakan layak bagi masyarakat dan sangat membutuhkan banyak perhatian.Puskesmas Pembantu ada hanya saja tenaga kesehatan tidak ada. Hanya terdapat seorang bidan yang itupun bekerja bagi ibu-ibu yang ingin imunisasikan anaknya. 

Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Hampir satu harian aktivitas mereka berada di ladang. Tidak hanya mengerjakan ladang milik mereka sendiri, ada juga yang bekerja untuk ladang milik orang lain. Yang seperti itu biasanya dilakukan para remajaremaja yang orang tuanya tidak punya ladang dan ingin menghasilkan uang jajan sendiri. 

Banyak jenis tanaman yang mereka tanam, jagung, padi, coklat, kelapa, dan banyak yang lainnya. Dibalik kondisi itu semua, pada intinya warga di desa ini memiliki jiwa kekeluargaan yang sangat tinggi, serta ramah kepada siapapun. 

Berbicara soal pendidikan, di desa Bunga Baru sendiri terdapat sebuah bangunan sekolah dasar yang kebanyakan diisi anak-anak dari desa tersebut. Namun sayangnya semangat anak-anak ingin menuntut ilmu di sekolah ini tidak dilengkapi dengan fasilitasfasilitas sekolah lengkap yang seharusnya mereka dapatkan. Disekolah ini sangat minim sarana dan prasarana , terkhusunya yang paling meprihatinkan adalah tenaga pengajar. Hanya terdapat enam tenaga pengajar disana itupun tiga diantaranya adalah guru honorer. Sungguh sangat memprihatinkan. 

 Guru agama islam dan lainnya pun tidak ada. Pendidikan sekolah dasar yang seharusnya gratis, di tempat ini orang tua siswa harus membayar sebesar 10.000 per bulan guna membayar gaji guru honorer yang ada. Di situasi lingkungan yang seperti ini ditambah sarana pendidikan yang minim, bagaimana bisa anak-anak disana yang sangat memiliki semangat juang dan cita-cita yang tinggi dapat meraih semuanya. Maka desa ini sangatlah perlu banyak pembenahan dalam banyak hal terkhususnya dibidang pendidikan dan kesehatan.

 Adapun berdasarkan kondisi itu, saya sebagai salah satu relawan pengajar muda Gerakan Sumut Mengajar merasa sangat tergerak untuk bisa membantu mereka yang memang sangat butuh bantuan. Saya bersama kedua teman satu kelompok saya dan satu perjuangan saya bekerja secara kompak dan ikhlas membantu mereka. 

Hal pertama yang paling berkesan yang kami lakukan di desa adalah sebagai founding fathers sekaligus fasilitator dalam pembentukan serta pelantikan Pengurus Remaja Masjid. Pada dasarnya kami berpiikir bahwa desa mereka dan mereka lah yang sepatutnya mengembangkannya,dan kita sebagai pendatang hanya memberdayakan mereka. Dengan terbentuknya forum remaja masjid maka akan ditemukan para remaja desa yang mau dan mampu berpikir untuk desa mereka. 

Selama beberapa hari disana kami juga datang ke sekolah anak-anak yang sangat butuh banyak tenaga pengajar dan penambahan fasilitas untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajaran. Di sekolah tampak kobaran semangat yang sangat merah membara di mata mereka bahwa mereka ingin sukses dan kuliah seperti anak-anak pada umumnya. Kami datang dengan sejuta kata motivasi dan penyemangat, hingga satu hari di sekolah terasa sangat besar efeknya. 

Melihat kondisi kesehatan ibu dan balita disana juga bisa dikatakan kurang baik maka saya sebagai salah satu mahasiswa kesehatan masyarakat tergerak untuk memberikan mereka penyuluhan dan sedikit ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah saya saat ini. Saya merasa sangat bahagia dan bangga bisa menjadi salah satu relawa di desa Bunga Baru, desa yang didalmnya banyak orangorang yang sangat mengahrgai satu sama lain. Menghormati dan melayani siapapun termasuk kami yang datang ke desanya dengan sebaikbaiknya.

 Hingga saat ini saya merasa mendapat dua keluarga baru untuk pengabdian yang terbaik yang pernah saya lakukan seumur hidup saya. Keluarga Sumut Mengajar dan Kelaurga di desa Bunga Baru. Saya merasa bakti ini sangat positif dan baik sekali. Semoga semua pengalaman yang saya dapatkan selama menjadi relawan pada Gerakan Sumut Menagajar ini bisa menjadi bekal untuk saya dan kehidupan saya kedepannya. Dan juga saya sangat berharap agar Gerakan Sumut Mengajar selalu berlanjut dan bisa menjadi salah satu pelopor gerakan gerakan lainnya yang baik bagi negeri


0 comments:

Post a Comment