“Cinta di Salam Tani”
Oleh : Akhmad
Rapiudin
Riakan air sungai langsung menyambut kedatangan kami,
sungai itu jernih, langsung menghipnotis siapa saja yang melihatnya, untuk
bermanja dan bermain air dengan riangnya, termasuk kami para relawan Gerakan
Sumut Mengajar Angkatan Pertama. GSM itulah sebutan akrabnya. Relawan GSM Desa
Salam Tani, desa yang rindang di pinggiran Kabupaten Deli Serdang, dengan air
sungai jernih yang tak pernah bosan untuk dipandang.
Sekitar waktu Ashar barulah kami tiba di Masjid Desa
Salam Tani, yang terletak persis di pinggir sungai desa tersebut, kami langsung
disambut oleh pengurus BKM Masjid Baitussalam Desa Salam Tani dan kakek yang
menjadi pengurus masjid tersebut, masih asing rasanya memang, namun tak selang
berapa lama suasana akrab langsung bisa kami bangun dengan baik.
“Lima Serangkai” itulah sebutan kelompok kami yang
mengabdi selama beberapa minggu kedepan sebagai relawan pengajar muda angkatan
pertama Gerakan Sumut Mengajar Desa Salam Tani, ada aku “Raffi” yang ditugaskan
sebagai ketua kelompok, mungkin karena aku yang paling tua atau dituakan
disini, dan adik-adik hebat “Fachri” “Siti” Delvi” dan “Rizka” yaaah walaupun
kami berasal dari latar belakang kampus dan program studi yang berbeda, namun
entah kenapa langsung terasa akrab seperti saudara sendiri. Aku dan Fachri
tinggal di perpustakaan masjid selama masa pengabdian, sedangkan gadis-gadis
cantik dan super pintar dan bawel Siti, Delvi, dan Rizka, tinggal di salah satu
rumah pengurus masjid yang letaknya tidak terlalu jauh dari masjid tersebut.
Warga disini begitu ramah, bahkan kebutuhan logistik
kami selama pengabdian di tangung seluruhnya secara bergotong-royong oleh warga
masyarakat desa Salam Tani, dari mulai makan sampai dengan tempat tinggal. Kegiatan
malam pertama pengabdian kami diawali dengan musyawarah dan silaturahim warga
masyarakat desa Salam Tani untuk memperkenalkan GSM, yang langsung dijelaskan
langsung oleh Pilot Project GSM Abangda Faizur Rahman. Masyarakat begitu
menyambut baik kegiatan ini, dan berharap kegiatan dini dapat dilaksanakan
secara berkelanjutan.
Ada 3 tempat lokasi pengabdian bagi relawan GSM di Desa
Salam Tani, yaitu Taman Kanak-Kanak
Imbadini, SDN 106819 Desa Salam Tani dan sekolah Masjid Baitussalam Perumahan
Pesanggrahan Salam Tani. Setiap pagi kegiatan kami diawali dengan menjadi pengajar
di Taman Kanak-Kanak, sudah terbayang bagaimana tingkah lucu anak-anak yang
selalu menjadi hal yang tak pernah terlewatkan untuk membuat semua relawan
tersenyum.
“Pak Raffi, Pak
Raffi ganteng, ayo main, ayo main” sambil menarik-narik lengan, begitulah
setiap kali ketika saya datang, dan sudah pasti kami semua tertawa dalam setiap
permainan yang dilakukan, masih terbayang wajah-wajah lucu mereka dan senyum
ramah para ibu guru di TK Imbadini tersebut.
Kegiatan pagi kami lanjukan dengan menjadi pengajar di
SDN 106819 Desa Salam Tani, kadang kami berbagi tugas bergantian untuk menjadi
pengajar di TK dan SD yang ada di Salam Tani, yang mana letak sekolah tersebut
sedikit jauh dari desa Salam Tani, yang pastinya kita tempuh dengan berjalan
kaki dengan melewati ladang milik warga, yang tanpa segan justru warga desa
yang lebih sering menyapa kami duluan.
Sungguh suasana desa yang menyenangkan. Selain mengajar di kelas, kegiatan mengajar
di SDN 106819 Desa Salam Tani dilanjutkan dengan menjadi pengajar kegiatan
ektrakulikuler “Menari Tradisional” yang dibuat langsung oleh relawan GSM dan saya
sendiri yang menjadi penanggungjawabnya, dengan ilmu seadanya mengenai gerakan
tari tradisional. Tapi justru semangat anak-anak yang juga menjadi semangat
saya untuk menanamkan nilai cinta mereka kepada budaya hebat milik kita
sendiri.
Semangat anak-anak untuk belajar menari, dan di
sela-sela nakal dan usilnya anak-anak justru menjadi hal yang begitu
dirindukan, dan menjadi “Abang Favorit”
disana sungguh menjadi salah satu hal yang paling membahagiakan dalam hidup.
Namun, yang menjadi kegiatan favorit saya disini ialah “Labosani (Laskar Bocah Salam Tani)” kegiatan harian kami yang kami
lakukan setelah sholat Ashar di Masjid Baitussalam desa Salam Tani untuk
mengajarkan ilmu-ilmu agama dan umum bagi anak-anak Desa Salam Tani, bukan
hanya ilmu agama seperti praktek sholat, bahasa Arab, cara mebaca Al-Qur’an dan
sebagainya, kami juga megajarkan ilmu umum, seperti bahasa Inggris, Matematika,
bahkan ilmu alam yang kami ajarkan langsung kepada anak-anak dengan mengelilingi
desa sekitar, dan mengenali segala macam jenis tumbuhan yang ada beserta fungsinya,
diiringi dengan nyanyian ceria dan games yang menyenangkan dari para relawan yang
membuat susasan belajar menjadi lebih riang dan menggembirakan.
Salah satu hal yang paling membahagiakan ialah mandi
dan bermain air di sungai Desa Salam Tani yang letaknya persis di samping
Masjid, tak jarang relawan lainpun mengunjungi kami hanya untuk bermain dan
menimati suasana di aliran sungai yang jernih ini. Gelak awa kami beradu dengan
riakan aliran air sungai kala itu.
Kegiatan pengabdian di desa Salam Tani ditutup dengan
kegiatan perlombaan di masing-masing tempat kami mengabdi, lomba mewarnai di TK
Imbadini Salam Tani, lomba Rangking 1 di SDN Sala Tani, dan lomba praktek
sholat bagi anak-anak Labosani di Masjid Baitussalam. Begitu antusias mereka
dalam mengikuti setiap perlombaan. Memang ada cinta disini, walaupun waktu
pengabdian kami akan berakhir, namun tekad untuk mengabdi tak akan pernah mau
berhenti sampai disini. Banyak anak-anak yang menuliskan surat untuk saya yang
berisikan sedihnya mereka untuk berpisah dengan saya.
“Bang Raffi,
jangan pulang ya, disini aja, ajarin kami nari terus”
“Jangan lupain
kami yaa Bang Raffi, semoga kalau gede nanti bisa kayak Bang Raffi”
Subhanallah,
bahagia sekali rasanya bisa menjadi insan yang bermanfaat. Teriring selalu doa
agar saya dan merek mampu mewujudkan mimpi masing-masing. Waktu terus berjalan
dan akhirnya selesailah masa pengabdian kami selama beberapa minggu di Desa
Salam Tani, kegiatan GSM ditutup dengan meriah di Desa Hulu yang juga merupakan
salah satu lokasi pengabdian relawan GSM, saya dipecayakan sebagai pembawa
acara pada saat itu. Dan bangga dan bahagia sekali rasanya melihat adik-adik di
Desa Salam Tani menampilkan tari tradisional yang saya ajarkan kala itu dengan
begitu apik dan menarik, melihat mereka menerima piala karena memenangkan
lomba, dan melihat mereka tersenyum riang karena ada kami di hati mereka.
Sampai tibalah waktu mengumumkan siapakah relawan terbaik dari Gerakan Sumut
Mengajar Angkatan 1 :
“Dan
relawan terbaik Gerakan Sumut Mengajar Angkatan Pertama
adalah...................................” Suara semangat Bang Faizur sebagai
Pilot Project yang mengumumkan kala itu.
“Dan
relawan terbaik Gerakan Sumut Mengajar Angkatan Pertama adalah Akhmad Rapiudin
dari Desa Salam Tani” Suara lantang Bang Faizur mengumumkan.
Sontak suara riuh hadirin kala itu
membuat saya merinding. Saya berdiri dan menerima hadiah dan sertifikat sebagai
relawan terbaik diiringi dengan tepukan tangan meriah dari para hadirin yang
hadir kala itu. Alhamdulillah luar biasa sekali rasanya bagi saya. Namun, saya
yakin semua relawan GSM ialah yang terbaik, tidak semua orang mau untuk
mengabdikan diri dan mau merasa apa yang dirasakan masyarakat secara langsung
untuk memperjuangan pendidikan bagi anak-anak mereka yang semuanya memiliki mimpi
yang sangat luar biasa, senyum mereka adalah kebanggaan kita di masa depan, dan
membuat kita tersadar betapa beruntungnya kita saat ini.
Foto bersama anak-anak SDN
10689 Salam Tani
Jika ada cinta
di hati, maka tak ada halangan untuk mengabdi. Salam Tani mengajarkan bahwa
bangsa ini memiliki banyak generasi mungil saat ini, namun bermimpi besar di
masa depan nanti. Begitupun saya, saya jatuh cinta disini, jatuh cinta dengan
senyum ramah masyarakat, jatuh cinta degan kearifan lokal setempat, jatuh cinta
dengan jernihnya aliran sungai yang menyegarkan kami setiap sorenya, dan jatuh
cinta pada orang-orang yang dengan sepenuh hati untuk mengabdikan diri
membangun mimpi-mimpi baru dari generasi negeri yang harus sama-sama kita jaga
agar terwujud di suatu hari nanti, serta jatuh cinta pada anak-anak yang
memiliki mimpi besar agar mereka mampu menjadi kebanggan keluarga dan bangsa
ini.
Ingatlah, kita berbagi bukan karena kita belebih, tapi
kita berbagi karena kita tahu bagaimana sedihnya tak mampu memiliki. Mari
mendidik, karena mendidik adalah tugas para terdidik.